Pages

Tuesday, May 1, 2012

POD: Mencetak Buku Tak Harus 3.000 Eksemplar

Tulisan sudah banyak, tapi mau cetak jadi buku gak ada dana? POD saja! Ya, POD atau bahasa “sononya” print on demand (katanya sih artinya mencetak sesuai permintaan). Sesuai permintaan yang dimaksud tentu saja adalah dalam hal jumlah eksemplar bukunya. Kalau masalah desain dan ukuran buku sudah pasti penulis sejak awal telah memikirkan.


POD merupakan jawaban bagi para penulis pemula ataupun penulis berpengalaman yang naskahnya selalu ditolak oleh penerbit, sementara keinginan memiliki buku karya sendiri sangat besar. POD bahkan juga menjadi solusi bagi penerbit-penerbit besar yang ingin menerbitkan buku, terutama buku-buku yang penjualannya lambat. Hal itu karena POD dapat mencetak buku sekali pun banyaknya hanya 1 eksemplar saja. Ya, hanya satu eksemplar saja! Justru dengan POD, jika jumlah cetakan kurang dari 3.000 biaya cetaknya dapat lebih murah dari pada cetak umumnya (dengan mesin offset).


POD berbeda dengan sistem cetak offset (percetakan konvensional) yang mengharuskan angka 3.000 eksemplar sebagai rumusan ekonomis untuk mengembalikan biaya percetakan. Maklum saja, dalam sistem cetak offset alurnya lumayan panjang sehingga biaya yang diperlukan pun besar. Alur yang umum dalam sistem cetak offset, yaitu naskah yang sudah siap, baik tata letak maupun penyuntingannya (dalam bentuk PDF/Portable Document Format) selanjutnya dipindah ke dalam bentuk film, dari bentuk film dipindah ke pelat cetak, dan dari pelat barulah dicetak dengan mesin cetak offset. Guna meyakinkan tidak adanya “cacat” pada naskah setelah dijadikan pelat cetak, kadang-kadang sebelum naik cetak secara besar-besaran dibuat dalam bentuk blueprint terlebih dahulu. Bagian quality control (QC) dapat melakukan cek pada blueprint, misalnya ada gambar yang tidak muncul. Jika terjadi hal yang demikian, tentu harus dilakukan cek mulai dari awal naskah disusun, membuat film lagi, dan membuat pelat cetak lagi. Tentu saja ada banyak kemungkinan dan memakan biaya serta waktu lagi.

Sementara itu, POD paling tidak memotong tiga “birokrasi”, yaitu tanpa membuat film, tanpa membuat pelat cetak, dan tanpa membuat blueprint. Di dalam sistem POD, naskah yang sudah siap dapat langsung dicetak melalui komputer. Jika quality control menemukan “cacat” pada naskah, saat itu juga naskah dapat diperbaiki tanpa memerlukan waktu dan biaya tambahan yang besar. Pemotongan alur tersebut tentu saja berpengaruh terhadap berkurangnya biaya yang dibutuhkan dalam POD.

Punya naskah? Bingung mau mencetaknya? Hubungi saya :) 

Selamat menerbitkan bukunya….

salam

1 comment: