“Yaaaaaah ....!!!”
Teriakan seperti itulah yang umum kita lakukan dan dengar saat mati
listrik. Teriakan itu merupakan bagian dari ekspresi kekecewaan dan
keterkejutan karena di tengah seriusnya kita sedang melakukan sesuatu tiba-tiba
listrik padam atau mati. Siang hari saat sedang seriusnya bekerja dengan alat
yang menggunakan listrik, seperti menyeterika, memasak nasi menggunakan rice
cooker, atau bekerja menggunakan komputer. Lebih-lebih saat malam hari, paling
mengganggu dan menyebalkan tentu saja karena keadaan menjadi gelap.
Mati listrik menjadi fenomena yang sering terjadi di Indonesia, baik
disebabkan oleh alam maupun disebabkan oleh peristiwa sosial. Berbagai
peristiwa alam yang menyebabkan mati listrik, antara lain hujan lebat disertai angin, banjir, dan gempa
bumi. Peristiwa-peristiwa tersebut secara langsung ataupun tak langsung dapat
mengakibatkan terjadinya mati listrik. Sementara itu peristiwa-peristiwa sosial
seperti kebakaran juga dapat menjadi penyebab mati listrik.
Ngobrolin masalah listrik sebenarnya tak melulu tentang mati listrik.
Banyak sekali bahan obrolan yang menyangkut listrik, misalnya saja tentang
penambahan daya, sumber tenaga alternatif, hingga cara pembelian token listrik.
Hal-hal sepele seperti cara membeli token ini ternyata kadang dapat merepotkan
juga. Sebagai contoh saat sistem di gerai-gerai yang dipercaya menjual token
tersebut sedang mengalami gangguan. Begitu pula dengan sistem perbankan yang
sedang mengalami gangguan.
Simak saja obrolan bapak-bapak yang punya ideku untuk PLN
di pos ronda ini.
Pak Wardi : “Wah, mau beli token listrik lagi pada
error kata kasirnya.”
Pak Budi : “Iya, sudah hampir seminggu Pak. Yang bisa cuma
lewat Bank Itu.”
Pak Wardi : “Saya gak punya rekening Bank itu. Selama
ini juga beli di minimarket itu lancar-lancar saja. Gak pernah bermasalah.”
Pak Ali : “Wah kalo saya kebetulan di koperasi kantor
saya melayani penjualan token. Jadi selama ini saya ke koperasi saja. Sehari
setelah token terpakai biasanya saya beli lagi. Biar ada stok aja kalo
sewaktu-waktu token habis. Tapi memang sih sudah seminggu ini cuma lewat Bank
Itu yang bisa melayani pembelian token.”
Pak Wardi : “Wah, susah juga ya kalo sewaktu-waktu
sistem error sementara jauh dari Bank Itu gimana? Jangankan jauh, saya yang
deket juga gak punya rekening Bank Itu. Kayanya PLN perlu ada terobosan nih.”
Pak Budi : “Bener juga tuh Pak Wardi. Paling tidak gimana
caranya kita bisa beli token dari HP
kita lah. Jadinya kan gak usah repot-repot ke minimart atau ATM. Sambil
ongkang-ongkang di teras rumah gitu ya hahaha.... “
(Semua barengan hahahaha)
Pak Ali : “Wah ide yang bagus itu Pak Budi. Tapi hari
gene masak masih pake HP. Smartphone laah hahaha....”
Pak Wardi : “Nah, itu Pak Budi. Bagus, itu. PLN bikin
aja aplikasi yang ditaruh di APPStore ya. Hampir semua orang kan sekarang sudah
pake smartphone android. Nah, aplikasi itu bisa langsung diisi dengan no
rekening listrik setiap individu saat pertama kali mendaftar.”
Pak Budi : “Ooo..., jadi maksudnya setelah mengunduh
aplikasi itu, kita daftarkan no rekening listrik kita di situ. Terus beli
tokennya pake aplikasi itu juga gitu, Pak Wardi?”
Pak Ali : “Wah, bener bagus tuh. Apalagi kalo begitu
beli bisa langsung ditransfer ke rekening listrik kita. Jadi gak harus
mencet-mencet tombol lagi seperti sekarang ini.”
Pak Wardi : “Nah itu dia maksudnya. Terus nomer token
tetep gak bisa dipake ke nomer rekening lain. Jadi kalo ada yang kebetulan lihat
no token di smartphone kita tetep gak bisa dipake oleh orang itu. Kan no
rekening listriknya beda.”
Pak Budi : “Efektif dan efisien. Wah, kaykanya perlu
ditawarkan ke PLN nih ide aplikasinya heheh....”
Pak Ali : “Bener itu, Pak Wardi. Apa perlu dianter? Hahaha...”
Pak Wardi : “Hahahaha.... mau saya tulis dulu saja di BLOG
saya. Sekarang kita keliling dulu saja yuk. Ngeronda...hahaha.”
Ada yang mau bikin aplikasi ini? Hubungi saya ya.... J
No comments:
Post a Comment